Indonesia
merupakan pasar yang sangat besar bagi vendor ponsel mana pun, termasuk
Research in Motion (RIM), yang di awal masuknya ke Indonesia langsung
melejit pada 2009.
Tak
tanggung-tanggung, pertumbuhan pemakai BlackBerry, produk RIM, bisa
mencapai ribuan persen pada 2010 dibandingkan dengan 2009. Hingga akhir
2010 jumlah pengguna BlackBerry sudah mencapai sekitar 1 juta orang,
dan pada akhir tahun ini sudah mencapai sekitar 5 juta orang.
Keunggulan
BlackBerry yang tidak dimiliki vendor ponsel lain, bahkan Nokia sekali
pun adalah didukung oleh ekosistemnya yang sudah terbentuk, mulai dari
operator hingga konsumen pengguna.
Kenaikan yang
sangat signifikan ini sangat bertolak belakang dengan pertumbuhannya di
negara lain, bahkan Eropa dan AS sekalipun.
Pangsa pasar BB tergerus
Di AS dan sebagian
besar negara Eropa, pangsa pasar RIM terus tergerus. Lembaga riset
ComScore mengungkapkan Android bersama Samsung dan HTC, d saat ini
merupakan penguasa pasar ponsel dunia, diikuti iPhone. Pangsa pasar
Android antara Agustus hingga Oktober adalah sebesar 46,3%, meningkat
4,4 poin dari periode tiga bulan sebelumnya yang berakhir pada Juli.
Sementara pangsa
pasar Apple mengalami kenaikan sejumlah 1 poin menjadi 28,1% pada
periode yang sama. Pangsa pasar RIM turun 4,5 poin menjadi 17,2% dan
Microsoft turun 0,3 poin menjadi 5,4%.
Samsung tetap
menyandang gelar sebagai supplier handset terpopuler di Amerika Serikat
dengan 25,5% dari pangsa pasar, dan jumlah tersebut tidak berubah
semenjak laporan terakhir dari comScore.
LG menduduki
peringkat ke dua dalam pasar dengan jumlah 20,6% walaupun jumlah ini
turun sedikit dari periode sebelumnya. Motorola berada di posisi
berikutnya dengan jumlah 13,6%, baru kemudian diikuti oleh Apple dengan
10,8% dan RIM dengan 6,6%.
Alami kerugian
Pada November
lalu, RIM mengalami kerugian besar karena Blackberry PlayBook tidak
laku di pasar global, kalah bersaing dengan iPad dan tablet Android.
Seperti dikutip dari Bloomberg, sejak diluncurkan awal tahun ini,
penjualan PlayBook terus menurun.
Angka
penjualannya, mulai dari 500.000 unit pada kuartal I-2011, lalu 200.000
unit pada kuartal II-2011, dan hanya 150.000 unit pada kuartal
III-2011. Jika ditotal, penjualannya hanya 850.000 unit. Penjualan
PlayBook yang kurang dari target itu menyebabkan kerugian RIM mencapai
US$485 juta.
RIM telah
menyatakan akan menunda sistem operasi terbarunya yang diberi nama BB10
sampai akhir 2012. Penundaan tersebut dikarenakan RIM sedang menunggu
prosesor dual core terbaru. Padahal, penundaan ini memberi ruang bagi
Apple dan Android untuk semakin mendominasi pasar global.
Dalam sebuah
pernyataan, Co CEO RIM Mike Lazaridis mengatakan bahwa butuh beberapa
waktu untuk menyadari manfaat dari transisi sistem operasi terbaru yang
dilakukan RIM. "Namun, kami tetap percaya bahwa RIM memiliki kekuatan
dan kemampuan untuk mempertahankan peran utama dalam industri
komunikasi mobile," kata Lazaridis.
Laba RIM anjlok
Laba RIM hingga
kuartal III-2011 anjlok 71% (tahun ke tahun) dari US$911,1 juta menjadi
US$265 juta. Lazaridis pun memperparah kekecewaan para investor dengan
memotong target penjualan produk Blackberry menjadi sekitar 11juta -12
juta unit pada kuartal akhir 2012. Padahal, pada kurun waktu yang sama
tahun lalu, penjualan Blackberry mencapai 14,8 juta unit.
Selain itu, pangsa
pasar sistem operasi Blackberry di Amerika Serikat juga anjlok. Menurut
lembaga survei The NDP Group, pangsa pasar Blackberry OS di AS tahun
ini turun menjadi 10%.
Masa kejayaan
Blackberry terjadi tahun 2009 ketika mereka meraup 44% pasar smartphone
di AS, mengalahkan iOS dan Android. Namun, popularitas BB OS mulai
menurun pada 2010 dengan perolehan pasar 25%.
Kendati demikian, RIM masih memiliki pelanggan setia dari kalangan pebisnis yang menganggap sistem komunikasi Blackberry aman.
Akan tetapi,
sistem yang aman bagi para pebisnis ini sering membuat pemerintah
konservatif mengancam untuk memblokir layanan Blackberry jika mereka
tidak diberi kesempatan mengontrol komunikasi dari Blackberry. Ini lah
yang membuat kepercayaan konsumen sedikit demi sedikit terus menurun.
Banyak dihambat
Perkembangan RIM
di negara lain juga banyak dihambat, seperti di India di mana
pemerintah setempat meminta vendor asal Kanada itu untuk bisa mengakses
data serta melacak email yang dikirim atau diterima pengguna BlackBerry
di India.
Mereka khawatir
layanan tersebut disalahgunakan oleh para militan dan menciptakan
ketidakstabilan politik. Hingga kini India belum sepakat dengan RIM.
UEA juga meminta
RIM memberi akses kepada pemerintah untuk mengetahui informasi yang
dikirim penggubna ponsel pintar itu. Pemerintah UEA mengancam akan
memblokir, namun dicabut setelah RIM tunduk kepada pemerintah UEA kahir
oktober lalu.
Adapun, Pakistan
meminta RIM menutup akses FB. Di China apalagi, RIM yang baru bisa
memasuki China pada 2008 mendapat pengawasan penuh dari pemerintah
negeri tersebut, termasuk akses situs porno dan situs-situs yang kritis
pada pemerintah.
Perkembangan BlackBerry di Indonesia
Serangkaian
komitmen RIM yang tidak tercapai, baik dengan pemerintah maupun
pengguna BlackBerry di Indonesia berbuntut kekecewaan. Puncaknya adalah
rencana akan digelarnya aksi 'Lempar BlackBerry' di depan Kedubes
Kanada dalamw aktu dekat.
Dari pihak
operator sendiri mendukung desakan kepada RIM agar membangun dan
menempatkan server di Indonesia agar terjadi penghematan biaya
bandwidth yang jauh lebih besar, serta penurunan latency (delay).
Operator juga
mengeluhkan bahwa saat ini tidak ada service level agreement (SLA) yang
transparan dengan RIM, yang mengakibatkan tidak ada jaminan QoS dari
RIM.
Para operator saat
ini juga kesulitan mengatasi trouble shooting yang terjadi pada device
maupun jaringan, karena kantor RIM di Indonesia tidak dilengkapi dengan
ahli di bidang teknis (technical expert) sehingga penangan masalah jadi
lama dan tidak jelas.
Kualitas BB saat
ini juga tidak maksimal hal itu dikarenakan tidak adanya monitoring
tools untuk memantau kinerja RIM seperti ketika terjadi gangguan, RIM
tidak bisa menjelaskan gangguan untuk wilayah mana saja dan berapa lama.
Muaranya, semua kinerja RIM yang belum optimal, menjadi beban operator dan harus berhadapan dengan konsumen.
Operator juga
mulai mengeluhkan rendahnya bagi hasil dengan RIM, padahal layanan BIS
sangat banyak menyita kapasitas jaringan operator telekomunikasi.
Penjualan Nokia juga anjlok
Nokia melancarkan
sejumlah strategi untuk tetap bisa bertahan di pasar ponsel Eropa,
salah satunya memangkas harga ponselnya sehingga meningkatkan
kemungkinan untuk dapat bersaing dalam pasar ponsel.
Ponsel pintar
Nokia dengan cepat kehilangan pangsa pasar karena kalah bersaing dengan
ponsel pintar yang berjalan pada platform Google Android.
Untuk mengatasai
hal itu, Nokia pun melakukan banting harga agar bisa terus bertahan di
pasar. Saham Nokia juga turun 1,5% menjadi 4,37 euro pada tahun ini.
Saham Nokia jatuh lebih dari 40% pada tahun ini di tengah kekhawatiran
perpindahan Nokia dari perangkat lunak Symbian ke Microsoft Windows
yang tidak dapat membantu bersaing lebih baik dengan rival seperti
iPhone Apple Inc.
Langkah Nokia membanting harga tersebut tentu saja memukul vendor lain seperti Motorola, Sony Ericsson, dan LG Electronics.
Nokia bahkan terancam kehilangan pasarnya sama sekali pada saat bermigrasi ke Windows Phone.
Penguasaan Apple juga tergerus
Penguasaan Apple di pasar ponsel
pintar (smartphone) Eropa semakin tergerus. Melemahnya kondisi
perekonomian di Eropa dan penurunan harga produk smartphone dari para
rival telah mengganggu penjualan iPhone dari Apple sepanjang tahun ini.
Sejak diluncurkan pada Oktober lalu, iPhone 4S berhasil menancapkan pengaruhnya di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Sayangnya, generasi terbaru iPhone itu gagal menguasai pangsa pasar di Eropa secara keseluruhan. Pengusaan pasar Apple di Eropa kian terperosok.
Sejak diluncurkan pada Oktober lalu, iPhone 4S berhasil menancapkan pengaruhnya di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Sayangnya, generasi terbaru iPhone itu gagal menguasai pangsa pasar di Eropa secara keseluruhan. Pengusaan pasar Apple di Eropa kian terperosok.
Penurunan pangsa pasar Apple di Eropa menjadi berkah bagi para rivalnya. Pasar smartphone di Eropa kini didominasi dengan perangkat berplatform Android dari Google. Produsen smartphone berplatform Android itu berani mematok harga lebih murah ketimbang produk Apple. Saat ini, produsen smartphone yang menggunakan sistem operasional Android meliputi Samsung Electronics, Sony Ericsson, LG Ericsson dan Motorola Mobility.
Data Kantar Worldpanel menunjukkan pangsa pasar Google di Eropa secara keseluruhan di kisaran 46%-61%. Di Jerman, Android mendominasi pangsa pasar penjualan smartphone sebesar 61% pada 12 pekan terakhir, dengan Samsung Galaxy S II berhasil membukukan penjualan tertinggi.
Pasar ponsel di Indonesia
Peluang BlackBerry dan ponsel Eropa
masih terbuka di Indonesia, meski tentu saja pertumbuhannya terus
menurun, tidak segemerlap tahun-tahun sebelumnya. Masuknya Android
sedikit banyak telah menggeser pengguna kalangan atas dari BlackBerry
ke Android.
Kelemahan utama ponsel-ponsel Eropa adalah gagal membentuk ekosistem dan komunitas seperti BlackBerry Messenger dan Android.
Persaingan juga terjadi dengan
ponsel-ponsel bermerek lokal, yang kini makin digemari masyarakat
golongan ekonomi menengah ke bawah, termasuk yang merupakan bundling
dengan operator.
Bila BlackBerry tak juga membenahi
komitmen dan pelayanannya, apalagi di tengah krisis keuangan internal
perusahaannya, maka lambat laun dominasi ponsel cerdas itu mulai
tergeser, yang diprediksi akan dimulai tahun depan.
0 comments:
Post a Comment